Pengertian I-VTEC.
Intelligent Variable Timing and lift Control (i-VTEC) merupakan peningkatan dari sistem perubahan valve-timing, yang menawarkan peningkatan tenaga dengan rpm-tinggi, pengurangan emisi gas buang dan irit bahan bakar. Katup intake terbuka lebih lama dan lebih dalam hingga 4500 rpm untuk mendapatkan aliran udara pada rpm tinggi. i-VTEC menambahkan Variable Timing Control (VTC), yang meningkatkan perputaran camshaft ke mesin rpm mesin untuk dapat mengoptimalkan valve timing dengan jarak blayer.
Intelligent Variable Timing and lift Control (i-VTEC) merupakan peningkatan dari sistem perubahan valve-timing, yang menawarkan peningkatan tenaga dengan rpm-tinggi, pengurangan emisi gas buang dan irit bahan bakar. Katup intake terbuka lebih lama dan lebih dalam hingga 4500 rpm untuk mendapatkan aliran udara pada rpm tinggi. i-VTEC menambahkan Variable Timing Control (VTC), yang meningkatkan perputaran camshaft ke mesin rpm mesin untuk dapat mengoptimalkan valve timing dengan jarak blayer.
i-VTEC
memperkenalkan fase perubahan camshaft secara terus menerus pada kem
intake dari mesin DOHC VTEC . Teknologi ini tampil pertama kalinya
dikeluarga mesin 4-silinder Honda K-series ditahun 2001 (tahun 2002 di
Amerika Serikat). Pengangkatan katup dan durasinya masih terbatas pada
perbedaan tinggi dan rendahnya rpm, tetapi intake camshaft sekarang
mampu meningkat antara 25 dan 50 derajat (tergantung konfigurasi mesin)
selama berjalan.
Performa
dari sistem i-VTEC pada dasarnya sama dengan sistem VTEC DOHC dari
mesin B16A, keduanya mempunyai intake dan exhaust 3 cam lobe per
silinder. Bagaimanapun valvetrain-nya menambah keuntungan dan perubahan
dari intake cam timing. Keuntungan ekonomis dari i-VTEC sama halnya
dengan SOHC VTEC-E dimana kem intake hanya punya dua cuping, yang satu
kecil dan satunya besar, seperti halnya yang tidak ada VTEC di kem
exhaust. Dua tipe penggerak dapat secara mudah dibedakan dari tenaga
keluaran pabrik: performa penggerak antara 200 hp atau lebih dan
penggerak ekonomis tidak lebih dari 160 hp yang dikeluarkan dari
pabrik.
Pengertian i-DSI
Konfigurasi dari mesin i-DSI L-series adalah mesin yang kecil, dengan profil yang tipis, inline-4, 8-katup, desain SOHC dengan dua buah busi per silinder. Dikarenakan bermesin SOHC dan khususnya untuk desain 8-katup (2-katup per silinder), mesin asli L-series, L13A dan L15A i-DSI dianggap menggelikan. Skema didasarkan karena pada saat ini mesin-mesin sudah berupa desain multi-valve dengan spesifikasi tinggi mendekati DOHC.
Honda menjelaskan bahwa secara obyektif desain terbaru mereka dengan mesin L-series berbahan bakar bensin adalah untuk mencapai pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang sempurna ini dijelaskan sebagai ”pembakaran yang sempurna dari percampuran udara dan bahan bakar tanpa menyianyiakan setetespun bahan bakar dan kemudian mengubah seluruh energi dari pembakaran tersebut menjadi energi kinetik”. Untuk mencapai hal tersebut, Honda mencari-cari cara untuk mengoptimalkan proses pembakaran tersebut.
Konfigurasi dari mesin i-DSI L-series adalah mesin yang kecil, dengan profil yang tipis, inline-4, 8-katup, desain SOHC dengan dua buah busi per silinder. Dikarenakan bermesin SOHC dan khususnya untuk desain 8-katup (2-katup per silinder), mesin asli L-series, L13A dan L15A i-DSI dianggap menggelikan. Skema didasarkan karena pada saat ini mesin-mesin sudah berupa desain multi-valve dengan spesifikasi tinggi mendekati DOHC.
Honda menjelaskan bahwa secara obyektif desain terbaru mereka dengan mesin L-series berbahan bakar bensin adalah untuk mencapai pembakaran yang sempurna. Pembakaran yang sempurna ini dijelaskan sebagai ”pembakaran yang sempurna dari percampuran udara dan bahan bakar tanpa menyianyiakan setetespun bahan bakar dan kemudian mengubah seluruh energi dari pembakaran tersebut menjadi energi kinetik”. Untuk mencapai hal tersebut, Honda mencari-cari cara untuk mengoptimalkan proses pembakaran tersebut.
Untuk
mencapai hal tersebut, Honda mengimplementasikan dua buah pendekatan:
'remarkably intensive combustion' dan 'combustion control adjusted to
engine speed (rpm)'. Pada mesin L-series, cara-cara ini dilakukan
melalui ruang pembakaran compact dan sistem i-DSI terbaru.
Pengembangan terbaru dari sistem i-DSI ini secara cerdas menggunakan 2 buah busi per silinder dan mencari untuk “meningkatkan” proses pembakaran dan menghilangkan peledak. Dan hasilnya, i-DSI secara langsung mampu membuat mesin menghantarkan torsi tinggi pada setiap rpm, membuat efisien/hemat bahan bakar dan mengeluarkan emisi gas buang yang bersih.
Pengembangan terbaru dari sistem i-DSI ini secara cerdas menggunakan 2 buah busi per silinder dan mencari untuk “meningkatkan” proses pembakaran dan menghilangkan peledak. Dan hasilnya, i-DSI secara langsung mampu membuat mesin menghantarkan torsi tinggi pada setiap rpm, membuat efisien/hemat bahan bakar dan mengeluarkan emisi gas buang yang bersih.
Mesin
L-series terbaru, baik i-DSI ataupun VTEC merupakan sebuah seni. Yang
lebih penting lagi, keduanya mempunyai karakteristik yang unik dan
seluruh teknologi yang dirancang untuk menemukan rancangan yang sangat
objektif. Dan untuk keseluruhan, target penting dari mesin L-series ini,
apakah i-DSI ataupun VTEC merupakan mesin yang kecil, dengan profil
kecil yang mampu masuk kedalam kompartemen mesin yang kecil dan sempit ,
emisi gas buang yang rendah dan sebagai pimpinan untuk kendaraan hemat
bahan bakar pada kelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar